GEOKRONOLOGI
1.
Skala Waktu Geologi
Urutan stratigrafi yang disusun berdasarkan penentuan waktu
geologi menggunakan fossil indeks dan umur relatif dari seluruh benua
memperlihatkan kesamaan. Dari korelasi stratigrafi di seluruh dunia disusun
suatu Kolom Waktu Geologi, yang merupakan standard urutan kejadian
di bumi.
Apabila ada penemuan baru, fossil misalnya, kolom ini selalu akan
disempurnakan. Skala waktu international yang dipergunakan untuk satuan waktu
dalam kolom geologi adalah kurun (eon), masa (era), zaman (period)
dan kala (epoch), seperti dalam gambar
Gambar
1. Skala waktu geologi. Umur absolut didapat dari pentarikhan radio aktif,
dalam satuan juta tahun. Masa dari Prekambrium tidak banyak diketahui karena
batuannya (Hadeikum) tidak dijumpai lagi
Eon
merupakan pembagian interval terbesar dari waktu geologi, yang terdiri dari
Hadean, Archean, Proterozoic dan Phanerozoic. Kurun dibagi menjadi beberapa
era, dan era dibagi lagi menjadi beberapa masa. Masa dibagi menjadi 3, dan
zaman dan kala menjadi lebih detil, atau interval yang lebih pendek.
·
Hadean,
dari bahasa Yunani berarti dibawah bumi, merupakan sejarah bumi paling awal
dimana tidak ada rekaman batuan untuk umur ini. Namun bagaimana-pun ada juga
batuan dari kurun ini di planet lain, yang batuan keraknya hanya mengalami
sedikit gangguan sejak terbentuknya.
·
Archean,
bahasa Yunani, artinya purba (ancient). Batuan dari umur ini masih ada dijumpai,
merupakan batuan tertua yang dikenal di bumi, mengandung bentuk kehidupan mikro
bersifat bakteri.
·
Proterozoic,
yang berarti awal kehidupan, pada batuan diumur ini terdapat tanda-tanda bagian
keras organisme ber sel banyak yang tidak tersimpan baik. Data kurun Archean
dan Proterozoic tidak sebaik dari umur yang lebih muda, karena batuannya telah
mengalami deformasi, metamorfisme dan erosi yang intensif.
Phanerozoic, yang dapat diartikan terlihat kehidupan,
batuannya penuh dengan bukti kehidupan berupa bagian keras dan tersimpan dengan
baik.
Masa
(era)
Kurun Archean dan Proterozoic tidak diketahui sebaik
Phanerozoic, yang dibagi menjadi Paleozoikum (Paleozoic), Mesozoikum (Mesozoic)
dan Kenozoikum (Cenozoic).
Nama-nama ini mencerminkan tingkat kehidupan.
·
Paleozoic,
pada masa ini berkembang dari invertebrata laut sampai ikan, amfibi dan reptil.
Pada akhir masa ini mamalia mulai berkembang.
·
Mesozoic,
saat jayanya dinosaurus, menjadi vertebrata dominan di darat. Pada akhir masa
ini mamalia dan tumbuhan berbunga mulai berkembang.
·
Cenozoic,
mamalia dominan di darat dan tumbuh rumput-rumputan yang penting bagi mkanan
mamalia.
Zaman
(period)
Masa phanerozoic dibagi dalam beberapa zaman dengan
interval sekitar 100 tahun. Penamaan zaman geologi tidak konsisten. Kebanyakan
berdasarkan geografi dimana lapisan batuannya pertama kali dijumpai, Inggris,
Jerman, Rusia, dan Amerika. Tetapi beberapa berdasarkan karakteristik lapisan
ditempat dimana studinya pertama kali dilakukan.
Zaman tertua dari era Paleozoic adalah Kambrium
(Cambrian), saat pertama muncul binatang berkulit keras dalam sejarah geologi.
Sebelumnya, semua binatang bertubuh lunak, tidak mempunyai bagian yang keras,
sehingga fossil yang ditnggalkan sangat jarang dijumpai. Batuan yang terbentuk
selama Archean dan Proterozoic sukar dipisahkan dengan fossil. Oleh karena itu
untuk memudahkan disatukan menjadi Prekambrium (Precambrian).
Kala
(Epoch)
Kala dari zaman Tersier dijabarkan secara bertahap.
Charles Lyell mempelajari lapisan-lapisan sedimen laut di cekungan-cekungan di
Perancis dan Italia dan membagi umur lapisan batuan berdasarkan persentasi
fossil-fossil yang spesiesnya sekarang masih ada.
Demikian pula dengan masa Paleozoikum dan Mesozoikum,
dibagi dalam zaman dan kala.
2.
Penentuan Umur dengan Metode Radioaktif
Struktur atom dapat ditentukan atas dasar parameter
berikut:
1)
Nomor
atom Z, yang menggambarkan proton (+) di dalam inti, awan elektron (-), jumlah
keduanya ada pada tabel berkala.
2)
Nomor
massa A, merupakan jumlah antara proton (Z) dan neutron (N).
Contoh:
Li6: A = 6, Z dan N = 3
Li7: A = 7, Z dan N = 3
Isotop ialah unsur yang memiliki nomor atom sama dan
nomor massa berbeda dengan unsur asalnya. Sifatnya dapat stabil dan tidak
stabil (radioaktif). Isotop yang tidak stabil dapat mengeluarkan radiasi
partikel.
Proses pembelahan radioaktif suatu massa material
radioaktif S dalam waktu t dapat ditulis sebagai berikut:
-dS/dt = k.S (1.1)
dengan k
adalah konstanta peuruhan.
Jadi:
-dS/dS = k.dt
Ln S = -kt + c (1.2)
untuk t = 0, S = So dan ln dan ln So = c,
ln S/So = - kt
log S/So = - kt/2.3 (1.3)
S/So dapat
dihitung dengan teknik counting. Dalam
perhitungan umur dengan metode radioaktif ialah waktu paruh (t ½); di
sini massa asal S telah meluruh
separuhnya dibandingkan dengan asalanya (Gambar 1.2).
Gambar 1.2 Disintegrasi
radioaktif sebagai gelas waktu
Sebagai
contoh jika:
S =
So/2
Log 2 = k. t ½ (2.3)
T ½ = 0,69/k
Metode radioaktif ini dapat digunakan untuk menentukan
umur batuan, fosil, dan sebagainya. Atas dasar metode ini, umur batuan yang
dijumpai di beberapa tempat yaitu di Manitoba (Kanada), Australia Barat, dan
Rodesia ialah 2 – 3,5 miliar tahun. Jadi, bumi pasti lebih tua umurnya karena
pastilah telah terbentuk sebelum batuan tersebut ada.
Umur batuan dari meteorit yang dihitung dengan metode
ini memberikan angka sekitar 4,8 miliar tahun. Umur bumi dapat dihitung dengan
menghitung rata-rata jumlah U235 dan Pb207 (atau U238
dan Pb206) pada semua jenis batuan yang tersingkap. Kemudian,
dihitung totaol jumlah setiap batuan di bagian luar bumi, dan dari sini dapat
dihitung jumlah total isotop. Jika komposisinya dianggap tetap sepanjang masa
geologi yang asalnya mengandung Pb207, umur bumi dapat dihitung
kira-kira 5 – 15 miyar tahun.
3. Penentuan
Umur Menggunakan Parameter Laju Erosi dan Sedimentasi
Parameter yang dapat digunakan dalam kasus sedimentasi
ialah ketebalan. Ketebalan dapat diekspresikan dalam bentuk susunan kumulatif
perbedaan besar butir, perbedaan warna, atau lainnya. Beberapa pengukuran yang
merupakan fungsi waktu dapat memberikan hasil tentang laju sedimentasi yang
jelas berkaitan dengan umur batuan. Sedimen tersebut ada beberapa jenis,
misalnya endapan delta, kipas aluvial, endapan banjir, dan sebagainya.
Cara kerja metode tersebut ialah dengan mengetahui
jenis sedimen serta ketebalannya. Dari sini dapat diperoleh laju pengendapan
sedimen. Selanjutnya jika diketahhui secara komulatif umur lokasi tempat
mengendapnya sedimen tersebut, dapat diketahui umur batuannya.
Gambar Perbandingan umur terhadap ketebalan sedimen
DAFTAR
PUSTAKA
Santoso, Djoko. 2002. “Pengantar Teknik Geofisika”.
Bandung: ITB
______. 2015.“Kolom Waktu
Geologi“. http://www.tukangbatu.com/2015/12/kolom-waktu-geologi.html.
Diakses pada tanggal 30 Oktober 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar