E
Gelombang elektromagnetik mempunyai prinsip dasar dari persamaan Maxwell. Survei elektromagnetik (EM) pada
dasarnya diterapkan untuk mengetahui respon bawah permukaan menggunakan
perambatan gelombang elektromagnetik yang terbentuk akibat adanya arus
bolak-balik dan medan magnetik. Dalam kegiatan
eksplorasi, survei magnetik dapat dilakukan di darat, laut maupun udara. Medan
magnet primer dihasilkan oleh arus bolak-balik yang melewati sebuah kumparan
yang terdiri dari lilitan kawat. Respons bawah permukaan berupa medan magnet
sekunder dan resultan medan terdeteksi sebagai arus bolak-balik yang
menginduksi arus listrik pada koil penerima (receiver) sebagai akibat adanya
induksi medan magnetik (Kearey, dkk., 2002).
Gambar
1 Induksi medan elektromagnetik (Burger, dkk.,
2004)
Medan
magnet primer dihasilkan dengan melewatkan arus AC melalui kumparan kawat pada
transmitter. Medan magnet primer akan merambat di atas dan di bawah permukaan
tanah. Jika terdapat material konduktif di bawah permukaan, medan magnet primer
yang berubah terhadap waktu akan menginduksi material tersebut sehingga muncul
rotasi medan listrik (Arus Eddy). Kemudian medan listrik tersebut akan
membangkitkan medan magnet sekunder yang akan terdeteksi oleh
receiver. Receiver juga mendeteksi medan magnet primer (medan yang dideteksi oleh receiver adalah kombinasi dari primer dan sekunder
yang berbeda dalam fase dan amplitudo). Setelah kompensasi untuk bidang utama
(yang dapat dihitung dari posisi relatif dan orientasi dari kumparan), baik
besaran dan fase relatif bidang sekunder dapat diukur. Perbedaan dalam bidang resultan
dari primer memberikan informasi tentang geometri, ukuran dan sifat listrik
dari konduktor bawah permukaan (Kearey, dkk., 2002).
Setelah
mendapatkan perbedaan medan EM primer dan medan EM sekunder, dapat ditentukan konduktivitas dari mineral bawah permukaan
tanah, diberikan persamaan sebagai berikut (Reynolds, 1997):
Proses
akuisi data menggunakan dua system pengambilan data yaitu sistem loop vertical coplanar (VCP) dan sistem loop
horizontal coplanar (HCP). Dari kedua
sistem ini didapatkan dua buah distribusi konduktivitas. Sistem HCP
menghasilkan distribusi konduktivitas tanah pada kedalaman enam
meter sedangkan sistem VCP menghasilkan distribusi konduktivitas tanah
pada kedalaman tiga meter.
Gambar
2. Konfigurasi EM-Conductivity (a) sistem loop horizontal coplanar (HCP) dan
(b) Sistem loop vertical coplanar
Penggunaan
sinyal elektromagnetik saat ini sudah banyak digunakan, terdapat beberapa
metode yang menggunakan sumber ini yaitu metode Ground Penetrating Radar (GPR),
Metode Very Low Frequency (VLF), Metode Magnetotelurik, dan Metode CSAMT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar